Kantor Pusat :
Perumahan Shangrila Unit I No. 75 - Petukangan Selatan - Jakarta Selatan

Jika Jamaah Haji Kehilangan Sandal, Ini Dampak dan yang Harus Dilakukan

Basri Tasmin Basyir Arif, seorang jamaah haji dengan kasus kaki melepuh, Senin (5/6/2022), sudah kembali ke pondok di sektor 1 Madinah pada sore pukul 17.30 WAS. Jamaah asal embarkasi PDG ini masuk Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah pukul 16.30 WAS diantar oleh tenaga kesehatan haji kloter.

Dokter jaga di KKHI Madinah dr Lutfi Abdul Latif mengatakan, pasien sudah boleh pulang karena tim tenaga medis KKHI Madinah telah melakukan penanganan dengan memberikan perawatan luka lepuh pada telapak kaki jamaah. Pasien kakinya melepuh karena tidak menggunakan sandal pada saat pergi ke sekitaran Masjid Nabawi.

“Jamaah sudah kami berikan pengobatan lokal di kedua telapak kakinya,” kata dr Nur Eko Hadi saat ditemui Republika, di KKHI Madinah, Ahad (5/6/2022).

Lutfi mengatakan, perawatan lanjut pada pasien ini dapat dilanjutkan oleh TKHI kloter. Untuk itu dokter kloter bisa memantau perkembangan penyakit pasien dengan memastikan obatnya dikonsumsi dan terus melakukan perawatan secara intensif.

“Kami telah memberikan pasien obat anti nyeri dan antibiotik,” katanya.

Lutfi menganjurkan kepada jamaah, agar tidak mengalami kasus yang sama, pasien dihimbau untuk selalu menggunakan alat pelindung diri saat keluar pemondokan. Dalam kasus ini jamaah wajib menggunakan sandal ketika keluar ruangan.

“Dokter kloter bisa melakukan edukasi kepada jamaah agar selalu memakai alas kaki,” katanya.

Sementara,  memasuki hari ketiga pemberangkatan jamaah gelombang pertama, sudah banyak jamaah haji Indonesia yang melaksanakan ibadah Arbain di Masjid Nabawi, Madinah. Hanya saja, diakui Kepala Daker Madinah Amin Handoyo beberapa jamaah  tidak membawa alas kaki atau kehilangan sandal. Amin Handoyo pun meminta agar jamaah mengenakan alas kaki.

Amin mengungkapkan, pelataran Masjid Nabawi terbilang panas. Terlebih, suhu rata-rata di Madinah sudah mencapai 45 derajat Celcius. Untuk itu, dia mengimbau agar jamaah untuk mengenakan alas kaki. Untuk menghindari hilangnya sandal, Amin menjelaskan, jamaah seyogyanya bisa membawa sandalnya ke dalam masjid dengan kantong plastik atau tas kecil.

Bagi jamaah yang kehilangan alas kaki, Amin mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan pengganti di pos-pos jaga sekitar Masjid Nabawi. “Ada pengganti sandal disiapkan disana,”ujar dia di Kantor Daker Madinah, Madinah, Arab Saudi, Senin (6/6/2022) WAS.

Daker Madinah PPIH Arab Saudi pun sudah menyiapkan lima pos jaga di Sektor Khusus Masjid Nabawi. Empat diantaranya berada di pintu-pintu pelataran Masjid Nabawi. Sementara itu, satu lainnya ditempatkan di Raudhah. Amin menjelaskan, ada sebanyak 27 petugas yang ditempatkan di lima pos jaga dan berpatroli keliling Masjid Nabawi.

 Selain mengimbau jamaah untuk mengenakan alas kaki, Amin meminta agar jamaah tak lupa membawa air minum dan semprotan air. Menurut Amin, bekal tersebut penting mengingat panasnya suhu di sekitar Madinah.

“Jangan lupa bawa air minum dan semprotan air supaya tidak dehidrasi,”jelas dia.

Sedangkan Koordinator Emergency Medical Team (EMT) dr Erwinsyah mengatakan, kasus kehilangan sandal dan terpisah dengan rombongan menjadi yang terbanyak dialami jamaah haji pada hari ketiga tinggal di Madinah, Senin (6/6/2022). Namun  jamaah haji tak perlu khawatir ada petugas haji Indonesia yang berjaga di pintu masuk Masjid Madinah Nomor 21.

“Arahkan jamaah masuk ke pintu nomor 21 di sana sudah ada tim yang melayani semua keluhan jamaah termasuk yang kehilangan sandal dan rombongan,” katanya.

Erwin mengatakan, di pintu 21 jamaah akan dilayani untuk diantar ke pemondokan, jika kehilangan sendal akan diberikan sandal dan jika sakit diobati.

“Untuk itu jamaah agar selalu diingatkan selalu membawa sandalnya tidak boleh dititip atau disimpan di rak-rak masjid,” katanya.

Erwinsyah mengatakan sudah menjadi suatu hal berulang-ulang pada hari-hari pertama tinggal di Madinah akan banyak masalah yang dialami jamaah. Di antara masalahnya ereka pasti kehilangan sandal, terpisah dari rombongan serta bingung pulang menuju pondokan.

“Faktornya sandal hilang karena lupa, dititip teman, dan lupa pondokan karena terpisah dengan rombongannya saat ngantri masuk Raudhah,” katanya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »