Kantor Pusat :
Perumahan Shangrila Unit I No. 75 - Petukangan Selatan - Jakarta Selatan

Asal Nama Masjid Quba Madinah

Bagi jamaah haji atau umroh, Masjid Quba tidak asing lagi. Masjid ini adalah masjid yang menjadi tempat ibadah sekaligus situs sejarah yang banyak dikunjungi jamaah haji dan umroh.

Nasrulah Jasam menuliskan dalam bukunya “Catatan Pelayan Tamu Allah” Masjid Quba adalah masjid sering disebutkan dalam buku-buku sejarah sebagai masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah di Madinah al Munawaroh.

“Masjidi Quba, masjid yang pertama kali dibangun di dalam Islam,” kataya.

Menurutnya Nasrullah, Masjid Quba itu sendiri asalnya adalah nama sebuah sumur, yang kemudian menjadi nama perkampungan yang dihuni oleh Bani Amru bin Auf. Dinamakan Masjid Quba, karena ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah melewati pemukiman Bani Amru bin Auf.

“Tepatnya di kediaman Kaltsum bin Hidmi dan mendirikan masjid yang dinamakan masjid Quba,” katanya.

Masjid ini dibangun oleh Rasulullah dan para sahabat pada tahun pertama Hijriah terletak di selatan barat di kota Madinah dengan jarak kurang 3 km dari Masjid Nabawi. Di dalam masjid tersebut terdapat sumur Malik Abu Ayyub Al anshori yang dikenal dengan sumur Mubarok an-naqoh yaitu tempat pemberhentian unta Rasulullah SAW ketika masuk ke Kota Madinah.

Diriwayatkan dari Ibnu Abi kah itu semua ketika membangun Masjid Quba Rasulullah SAW adalah orang yang pertama meletakkan batu di tempat kiblatnya. Kemudian diikuti oleh Abu Bakar Umar dan sahabat-sahabat lainnya. Setelah Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram Rasulullah SAW membangun kembali Masjid Quba dengan menyesuaikan arah kiblat sesuai perintah Wahyu.

Masjid Kubah mengalami renovasi, pada zaman Utsman bin Affan. Pada zaman Umar bin Abdul Aziz, beliau membangun Menara Masjid Quba untuk mengumandangkan Adzan, kemudian kembali direnovasi pada masa Sultan Abdul Majid II Daulah Utsmaniyah pada tahun 1245 Hijriyah.

Pada masa pemerintahan Kerajaan Arab Saudi Kementerian Haji dan wakaf melakukan perluasan Masjid Quba sehingga bisa menampung kapasitas 20.000 jamaah. Bentuk bangunan Masjid Quba seperti masjid pada umumnya, hanya saja bagian tengahnya terdapat ruangan lapang yang di atasnya terdapat atap yang bisa dibuka tutup.

“Masjid Kubah memiliki empat menara untuk menyebar kumandangkan adzan dan 56 kubah,” katanya.

Komplek Masjid Quba juga dilengkapi dengan pemukiman para imam dan muadzin perpustakaan, dan tempat tinggal para penjaga masjid. Sampai saat ini Masjid Quba masih di ziarai ribuan umat Islam dari penjuru dunia baik yang sedang menjalankan ibadah haji maupun umrah.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »