Kantor Pusat :
Perumahan Shangrila Unit I No. 75 - Petukangan Selatan - Jakarta Selatan
Ada enggak yang punya keinginan berpuasa di Tanah Suci?
Untuk sebagian orang, menunaikan ibadah umroh pada saat bulan Ramadan adalah sesuatu yang spesial. Bagaimana tidak, di bulan yang penuh berkah melimpah, kita bisa merasakan langsung suasana Ramadan di kota Rasulullah ini. Di hari biasa saja banyak umat muslim yang ingin beribadah di Tanah Suci, apalagi bulan Ramadan, semua berlomba untuk bisa beribadah di kota ini. Tidak hanya umroh yang mengunjungi Mekkah dan Madinah, umroh plus Turki dan umroh plus Aqso juga tidak kalah menarik suasana berbuka puasanya. Agar umroh tetap afdhol dan lancar, tentu dibutuhkan beberapa tips umroh yang salah satunya tips berbuka puasa di Masjidil Haram ketika kamu umroh saat bulan Ramadan.
Suasana Berbuka di Masjidil Haram
Masjidil Haram di Kota Mekkah, Arab Saudi adalah salah satu tempat paling ramai ketika bulan Ramadan tiba. Seluruh umat Muslim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di sini. Tujuannya adalah satu, bisa beribadah fokus dan mendapat pahala berlipat.
Ketika Ramadan, semua toko makanan tutup dan baru buka menjelang buka puasa. Ketika adzan berkumandang, semua orang berlomba-lomba datang ke masjid untuk ibadah shalat maghrib. Toko-toko pun kembali tutup dan buka setelah shalat selesai.
Jangan khawatir, berpuasa di Tanah Suci akan sangat terjamin. Karena, setiap harinya Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menyediakan banyak takjil bagi para jemaah yang berpuasa. Belum lagi, masyarakat disana yang sangat senang berbagi. Semua orang berlomba untuk memberikan hidangan bagi orang-orang yang berpuasa. Menarik, bukan? Seperti yang kita tahu, memberikan makan kepada yang berpuasa, pahalanya sama dengan orang yang berpuasa. Jadi, jangan sungkan untuk berbagi saat bulan Ramadhan tiba, ya.
Oiya, jika kalian baru pertama merasakan berpuasa di Tanah Suci, mungkin kalian harus mencoba berbuka puasa di Masjidil Haram. Sensasi berbuka puasa di sini sangatlah menyenangkan dan bisa menjadi pengalaman tak terlupakan bagi kalian. Bagaimana tidak, semua orang dari seluruh penjuru dunia berkumpul jadi satu untuk berbuka puasa. Sungguh nikmat sekali, ya? Nah, tapi ada beberapa tips nih, kalau kalian ingin berbuka puasa di sana.
1.Datang lebih awal
Karena banyak sekali orang yang ingin berbuka puasa dan menunaikan shalat di Masjidil Haram, usahakan untuk datang lebih awal. Paling tidak 1,5 jam sebelum adzan maghrib. Karena, kawasan masjid akan dipenuhi oleh para jemaah yang ingin berbuka di sana. Jika sudah penuh, maka pintu akan ditutup dan harapan masuk ke dalam masjid pun sirna sudah.
2. Sudah berwudhu saat akan memasuki masjid
Karena tempat berwudhu ada di luar masjid, maka usahakan kalian sudah berwudhu sebelum memasuki masjid, ya. Jika sudah keluar masjid, ada kemungkinan kalian tidak dapat masuk lagi. Karena sudah penuh dengan jamaah.
3. Membawa bekal dan botol minum sendiri
Walaupun sudah disediakan oleh pihak masjid, akan lebih baik jika kalian membawa bekal sendiri. Agar bisa langsung berbuka saat adzan sudah tiba. Karena biasanya, tempat untuk minum akan dipenuhi oleh orang-orang yang hendak berbuka juga.
4. Mencari tempat yang nyaman
Jika kalian berada di dalam masjid, pastikan tempat yang kalian pilih nyaman untuk shalat. Selain itu, jika tak ingin pusing mencari jalan keluar masjid, pilihlah tempat shalat dekat jalur masuk.
Suasana Berbuka di Masjid Nabawi
Tidak jauh beda pemandangan bulan Ramadan di Masjidil Haram, Mekkah, keindahan serupa juga terlihat jelas di Masjid Nabawi Madinah. Orang kaya di Madinah dan Makkah, Arab Saudi, menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan bersedekah. Mereka menyiapkan makanan berbuka bagi para jemaah di Masjidil Haram, Mekkah, dan juga di Masjid Nabawi, Madinah.
Para orang dermawan ini biasanya menugaskan beberapa orang atau petugas yang membantu merapikan tempat dan memberi makan kepada para jemaah dengan menggelar makanan berbuka di area masjid. Makanan yang disajikan beragam, mulai dari kurma, yoghurt, roti, air zam-zam, kopi, dan teh. Semua orang yang ada dalam Masjid Nabawi tersebut mendapat makanan dan minuman berbuka, tanpa terkecuali. Berbagai jemaah dari seluruh belahan dunia dan berbagai latar belakang berbaur dan menikmati hidangan berbuka yang disajikan.
Waktu berbuka di Madinah adalah sekitar jam 7 malam waktu setempat. Ketika semua orang sudah selesai menyantap hidangan berbuka, setiap petugas dengan sigap membereskan dan membersihkan sisanya. Kondisi kembali bersih dengan seketika. Subhanaallah ya.
Seorang WNI, Hadi Djuraid, berbagi pengalamannya berbuka puasa di Madinah dan Mekkah kepada kumparan. Bagi Hadi, pengalaman berbuka puasa di Tanah Suci ini sungguh mengharukan, memberi banyak pelajaran dan pengetahuan. Berdasarkan pernyataan beliau, bukan hanya di Madinah dan Mekkah, di kota lain di Arab Saudi, orang kaya di negeri itu menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan bersedekah, terutama saat berbuka puasa.
Berbeda dengan waktu puasa di Indonesia yang sekitar 13 jam, di Madinah lebih lama sekitar 3 jam. Waktu maghrib di Madinah yaitu sekitar pukul 19.05 Waktu Saudi. Adapun waktu subuh di Madinah sekitar pukul 04.08. Dengan demikian, puasa di Madinah 16 jam atau sekitar tiga jam lebih lama daripada waktu Indonesia.
Menu Berbuka Puasa di Masjid Nabawi
Takjil yang dibagikan di Masjid Nabawi sangatlah khas. Sama dengan takjil di masjid besar lain di Madinah, seperti Masjid Quba. Bahkan menu takjil ini jadi rujukan banyak masjid besar di seluruh dunia. Apalagi buat kamu yang merindukan berbuka puasa di Masjid Nabawi. Berikut menu-menu unik takjilnya.
1.Air zam-zam
Air zam-zam sudah menjadi suguhan yang wajib ada saat bulan Ramadan di Madinah. Air zam-zam biasanya disajikan oleh petugas dalam bentuk gelas kertas atau botol plastik yang disediakan sekitar lebih dari 20 ribu galon.
2. Kurma dan kopi Arab
Madinah terkenal dengan kebun kurmanya yang subur dan beraneka ragam. Ada ribuan jenis kurma, tetapi yang paling terkenal adalah kurma ajwa dan ruthob atau kurma muda yang manis. Kurma paling enak dihidangkan bersama kopi Arab (qahwa) yang kaya rempah. Ada pula teh kurma dan teh hijau hangat yang bisa dijadikan opsi untuk menu berbuka puasa. Minuman ini bisa langsung memulihkan stamina dan menghangatkan badan setelah berpuasa seharian.
3. Laban dan roti tamis
Mungkin banyak orang Indonesia yang masih awam dengan makanan khas Arab. Laban adalah yogurt Arab yang terbuat dari susu sapi atau domba yang difermentasi. Cara mengonsumsinya adalah dicocol dengan roti tamis khas Arab dan buah pisang. Walaupun hanya makan ini, rasanya cukup mengenyangkan. Energi sudah tercukupi untuk melanjutkan ibadah hingga salat Tarawih.
4. Sambusa
Beberapa dari kita mungkin pernah mendengar sambusa atau sambosa yang merupakan cemilan berisi campuran daging, keju, atau kacang-kacangan Arab. Rasa sambosa asli Madinah akan sedikit berbeda dengan yang kita rasakan di Indonesia.
5. Duqqah
Duqqah atau dukkah adalah kacang-kacangan, biji-bijian, dan rempah-rempah khas Arab yang ditumbuk jadi satu. Penuh dengan nutrisi dan manfaat kesehatan. Sekilas mirip bumbu pecel, tetapi rasanya jauh berbeda. Terkadang, panitia penyelenggara berbuka di Madinah menyajikan duqqah bersama dengan laban dan roti agar berbuka terasa jadi semakin nikmat.
Nah itu tadi sedikit cerita suasana berbuka puasa di dua masjid suci dari Pergiumroh.com. Semoga bermanfaat bagi kalian yang sudah merencanakan umroh pada bulan Ramadan ini ya. Untuk kalian yang ingin juga berangkat saat Ramadhan ini, yuk segera aja cek paket umrohnya sekarang. Kalian bisa buka pergiumroh.com, selain harga paket umrohnya murah, prosesnya juga sangat mudah, lho. Ada banyak biro perjalanan umroh di dalamnya, tinggal pilih aja mana yang kalian suka.